BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan sesuatu
tugas. Jadi Perencanaan Pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan
prinsip-prinsip umum mengajar tersebut di dalam pelaksanaan tugas mengajar
dalam suatu situasi interaksi guru dan murid, baik di dalam kelas maupun di
luar kelas.
Karena dengan perencanaan itu, maka seseorang guru akan
bisa memberikan pelajaran dengan baik, karena ia dapat menghadapi situasi di
dalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel. Karena membuat perencanaan yang
baik, maka seorang akan tumbuh menjadi seorang guru yang baik. Seorang bisa
menjadi guru yang baik adalah berkat pertumbuhan, berkat pengalaman dan akibat
dari hasil belajar yang terus menerus, walaupun faktor bakat ikut pula berpengaruh.
Selanjutnya, untuk lebih memahami mengenai perencanaan
pengajaran tersebut, dalam makalah ini yang berjudul “Pentingnya Perencanaan Pembelajaran”
akan dibahas pengertian
perencanaan pengajaran dan pentingnya perencanaan pengajaran.
B. Rumusan Masalah
Mengapa
perencanan pengajaran itu penting dalam proses pembelajaran?
C. Tujuan
Untuk
membahas pentingnya perencanaan pengajaran dalam proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Perencanaan Pengajaran
Secara mendasar, pendidikan adalah
segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman
belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam
arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umumnya di
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Sedangkan para ahli psikologi
memandang pendidikan sebagai pengaruh orang dewasa terhadap anak yang belum
dewasa agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran penuh terhadap
hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosialnya dalam masyarakat.
Dilihat dari sudut proses bahwa
pendidikan adalah proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu
menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan
perubahan pada dirinya yang memungkinkan ia berfungsi sesuai kompetensinya
dalam kehidupan masyarakat (Syaiful, 2005: 5).
Menurut Charles E. Silberman, pendidikan
tidak sama dengan pengajaran, karena pengajaran hanya menitikberatkan pada
usaha mengembangkan intelektualitas manusia. Sedangkan pendidikan berusaha
mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan kemampuan manusia, baik dilihat
dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendidikan mempunyai makna yang
lebih luas dari pengajaran, tetapi pengajaran merupakan sarana yang ampuh dalam
menyelenggarakan pendidikan (Ibid:5).
Jadi pengajaran merupakan bagian dari
pendidikan, mengacu pada konsep yang lebih luas dan lintas kultural masyarakat
Indonesia yang demikian majemuknya, maka pendidikan diselenggarakan berdasarkan
rencana yang matang, mantap, jelas dan lengkap, menyeluruh, rasional, dan
obyektif menjadikan peserta didik menjadi warga negara yang baik.
Perencanaan adalah proses penetapan dan
pemanfaatan sumber daya secara terpadu yang diharapkan dapat menunjang
kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya yang dilaksanakan secara efisien dan efektif
dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini, Gaffar menegaskan bahwa perencanaan dapat
diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan
pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan (Syaiful, 2005:141).
Perencanaan pengajaran merupakan satu
tahapan dalam proses pembelajaran yang sangat bergantung kepada kompetensi
keguruan seorang guru. Guru yang baik berusaha sedapat mungkin agar
pengajarannya berhasil. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilan itu
ialah bahwa sebelum masuk ke dalam kelas, guru senantiasa membuat perencanaan
pengajaran sebelumnya. Perencanaan
pengajaran merupakan suatu program bagaimana mengajarkan apa-apa yang sudah
dirumuskan dalam kurikulum.
Pengajaran berkenaan dengan kegiatan
bagaimana guru mengajar serta bagaimana siswa belajar. Kegiatan pengajaran ini
merupakan suatu kegiatan yang disadari dan direncanakan. Suatu kegiatan yang
direncanakan atau kegiatan berencana menyangkut tiga hal, yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Demikian juga halnya dengan pengajaran. Setiap guru
semestinya melakukan persiapan mengajar sebelum memasuki suatu proses
pembelajaran.
Persiapan mengajar pada hakekatnya
merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan
tentang apa yang akan dilakukan. Dengan demikian, persiapan mengajar merupakan
upaya untuk memperkirakan tindakan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran berbasis kompetensi, yakni: kompetensi dasar, materi
standar, indikator hasil belajar, dan penilaian berbasis kelas (PBK).
Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik; materi standar
berfungsi member makna terhadap kompetensi dasar; indikator hasil belajar
berfungsi menunjukkan keberhasilan pembentukan kompetensi pada peserta didik;
sedangkan PBK berfungsi mengukur pembentukan kompetensi, dan menentukan
tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi dasar belum terbentuk atau
belum tercapai (Darmadi:112).
B. Pentingnya
Perencanaan Pengajaran
Pengajaran
berkenaan dengan kegiatan bagaimana guru mengajar serta bagaimana siswa
belajar. Kegiatan pengajaran ini merupakan suatu kegiatan yang disadari dan
direncanakan. Suatu kegiatan yang direncanakan atau kegiatan berencana
menyangkut tiga hal, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Demikian juga
halnya dengan pengajaran. Setiap guru semestinya melakukan persiapan mengajar
sebelum memasuki suatu proses pembelajaran.
Persiapan
mengajar pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk
memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan. Dengan
demikian, persiapan mengajar merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang
dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran berbasis
kompetensi, yakni: kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar,
dan penilaian berbasis kelas (PBK). Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan
potensi peserta didik; materi standar berfungsi member makna terhadap
kompetensi dasar; indikator hasil belajar berfungsi menunjukkan keberhasilan
pembentukan kompetensi pada peserta didik; sedangkan PBK berfungsi mengukur
pembentukan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila
kompetensi dasar belum terbentuk atau belum tercapai (Darmadi:112).
Hamid
Darmadi selanjutnya menegaskan bahwa perencanaan persiapan mengajar
sesungguhnya bertujuan mendorong guru agar lebih siap melakukan kegiatan
pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, setiap akan
melakukan pembelajaran guru wajib melakukan persiapan, baik persiapan tertulis
maupun tidak tertulis. Dosa hukumnya bagi guru yang mengajar tanpa persiapan,
dan hal tersebut hanya akan merusak mental dan moral peserta didik (Ibid:115).
Perencanaan
pengajaran (Instructional Design) dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang, yaitu:
1.
Perencanaan pengajaran sebagai
sebuah proses adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang menggunakan
secara khusus teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas
pembelajaran. Dalam perencanaan ini kebutuhan dianalisis dari proses belajar
dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di
dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktivitas-aktivitas
pengajaran.
2.
Perencanaan pengajaran sebagai
sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhatikan
hasil-hasil penelitian dan hasil-hasil penelitian dan teori-teori tentang
strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi-strategi tersebut.
3.
Perencanaan pengajaran sebagai
sains (Science) adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari
pengembangan, implementasi, evaluasi dan pemeliharaan akan situasi maupun
fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit
dari materi pelajaran dengan segala kompleksitasnya (Ibid: 136-137).
Mengacu pada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program
pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut
dalam kurikulum. Penyusunan perencanaan program pengajaran sebagai sebuah
proses, disiplin, ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran
bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan lebih lancar dan hasilnya lebih
baik. Kurikulum khususnya GBPP menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan
pengajaran, namun kondisi sekolah dan lingkungan sekitar serta kondisi siswa
dan guru merupakan hal-hal penting yang harus diperhatikan (Sujana,
2005:107-110).
Perencanaan pengajaran dewasa ini terkait dengan teknologi pendidikan
yang menekankan pengajaran sebagai suatu sistem. Dapat dijelaskan bahwa
pengajaran sebagai sistem merupakan suatu pendekatan mengajar yang menekankan
hubungan sistemik antara berbagai komponen dalam pengajaran. Hubungan sistemik
mempunyai arti bahwa komponen yang terpadu dalam suatu pengajaran sesuai dengan
fungsinya saling berhubungan satu sama lain dan membentuk satu kesatuan.
Hubungan sistemik atau penekanan kepada sistem merupakan ciri pertama dari
pengajaran ini. Ciri kedua adalah penekanan kepada perilaku yang dapat diukur
atau diamati (Harjanto, 2010:32).
Dalam perencanaan kegiatan pembelajaran, pendidik perlu menentukan
tujuan yang jelas mengenai apa yang hendak dicapai dan mempertimbangkan alasan
mengajarkan hal itu, yakni alasan menyampaikan suatu pokok bahasan, sehingga
arah pekerjaan pendidik terarah dan efektif. Karenanya, pelajaran yang
disajikan harus mempunyai perencanaan, pengoreksian, atau kesesuaiannya dengan
rencana pelajaran. Jelasnya, tujuan seorang pendidik dalam membuat rencana
pelajaran adalah agar tercipta kondisi aktual sehingga dapat mendukung
pencapaian tujuan pengajaran yang ditetapkan secara optimal, baik tujuan khusus
maupun tujuan umum.
Hal yang termasuk cukup penting dalam perencanaan pengajaran adalah
pemilihan bahan ajar. Dalam pemilihan bahan ajar ada beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran
meliputi prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan (Annurahman, 2009:80).
Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran harus relevan atau ada kaitannya
dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi
artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam,
maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi emapat macam. Prinsip
kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu
siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Ø
Perencanaan pengajaran merupakan
satu tahapan dalam proses pembelajaran yang sangat bergantung kepada kompetensi
keguruan seorang guru.
Ø
Penyusunan perencanaan program
pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin, ilmu pengetahuan, realitas, sistem
dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran berjalan lebih
lancar dan hasilnya lebih baik. Hal yang termasuk cukup penting dalam perencanaan pengajaran adalah
pemilihan bahan ajar. Dalam pemilihan bahan ajar ada beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran
meliputi prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan (Annurahman, 2009:80).
Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran harus relevan atau ada kaitannya
dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsistensi
artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam,
maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi emapat macam. Prinsip
kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu
siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Afifudin. 2012. Perencanaan Pengajaran dalam Proses pembelajaran. Bone: STAIN.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran, Cet. II; Bandung: Alfabeta.
Darmadi, Hamid. 2009. Kemampuan Dasar Mengajar. Cet.I, Bandung: Alfabeta.
Harjanto. 2010. Perencanaan
Pengajaran: Komponen MKDK. Cet. VII; Jakarta: Rineka Cipta.
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Cet.
II. Bandung: Alfabeta.
Sujana, Nana. 2005. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum
di Sekolah, Cet. V. Bandung: Sinar Baru Algesindo.